Rabu, 30 Desember 2015

pengertian studi islam

Pengertian Studi Islam

Istilah Studi Islam dalam bahasa inggris adalah Islamic Studies, dan dalam bahasa Arab adalah DirĂ¢sat al-Islamiyyah. Ditinjau dari sisi pengertian, studi Islam secara sederhana dimaknai sebagai “kajian Islam”. Pengertian studi Islam sebagai kajian Islam sesungguhnya memiliki cakupan makna dan pengertian yang luas. Hal ini wajar adanya sebab sebuah istilah akan memiliki makna tergantung kepada mereka yang menafsirkannya.
Selain itu, kata studi Islam sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kata studi dan kata Islam. Kata studi memiliki berbagai pengertian. Rumusan Lester Crow dan Alice Crow menyebutkan bahwa studi adalah kegiatan  yang secara sengaja diusahakan dengan maksud untuk memperoleh keterangan, mencapai pemahaman yang lebih besar, atau meningkatkan suatu keterampilan.
Sementara Mohammad Hatta mengartikan studi sebagai mempelajari sesuatu untuk mengerti kedudukan masalahnya, mencari pengetahuan tentang sesuatunya di dalam hubungan sebab dan akibatnya, ditinjau dari jurusan yang tertentu, dan dengan metode yang tertentu pula. Bukan menghafalkan dan menerima saja apa yang dibentangkan orang lain, melainkan memahaminya dengan pikiran yang kritis.
Dua definisi ini memberikan penjelasan tentang bagaimana sebuah kata dimaknai secara berbeda. Namun demikian, jika kita cermati, kata studi dalam konteks kedua pengertian di atas memiliki beberapa titik kesamaan. Hal utama yang menjadi kesamaan adalah usaha yang dilakukan secara terus menerus dan kritis dalam melakukan kajian atas sebuah fenomena.

Sementara kata Islam sendiri memiliki arti dan makna yang jauh lebih kompleks. Kata Islam berasal dari kata aslama yang berarti patuh dan berserah diri. Kata ini berakar pada kata silm, yang berarti selamat, sejahtera dan damai. Orang yang menyatakan dirinya Islam atau berserah diri, tunduk dan patuh kepada kehendak penciptanya disebut Muslim. Kedamaian akan tercipta dengan adanya penyerahan serta kepatuhan (Islam) kepada Sang Pnecipta.
Adapun pengertian Islam secara terminologis sebagaimana yang dirumuskan para ahli, ulama dan cendekiawan bersifat sangat beragam, tergantung dari sudut pandang yang digunakan. Salah satu rumusan definisi Islam adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an dan al-Sunnah, berupa undang-undang serta aturan-aturan hidup, sebagai petunjuk bagi seluruh manusia, untuk mencapai kesejahteraan dan kedamaian hidup di dunia dan akherat.
Gabungan dari dua kata, “Studi” dan “Islam” ini menghasilkan makna baru yang berbeda dengan makna ketika kata tersebut masih menjadi kata yang tunggal. Menurut Nurhakim, penggunaan istilah studi Islam bertujuan untuk mengungkapkan beberapa maksud. Pertama, studi Islam yang dikonotasikan dengan aktivitas-aktivitas dan program-program pengkajian dan penelitian terhadap agama sebagai objeknya. Kedua, studi Islam yang dikonotasikan dengan materi, subjek, bidang, dan kurikulum suatu kajian atas Islam, seperti ilmu-ilmu agama Islam (fikih atau kalam). Ketiga, studi Islamyang dikonotasikan dengan institusi-institusi pengkajian Islam, baik dilakukan secara formal.
Sementara Jacques Waardenburg menyatakan bahwa studi Islam meliputi kajian agama Islam dan tentang aspek-aspek keislaman masyarakat dan budaya Muslim. Atas dasar pembedaan ini, demikian Waardenburg, ia mengidentifikasi tiga pola kerja berbeda yang masuk dalam ruang studi Islam.

Pertama, pada umumnya kajian normatif agama Islam dikembangkan oleh sarjana Muslim untuk memperoleh ilmu pengetahuan atas kbenaran keagamaan Islam.
Kedua, kajian non-normatif agama Islam. Biasanya kajian dalam jenis ini dilakukan di berbagai universitas dalam bentuk penggalian secara lebih mendalam dari suatu ajaran Islam, dan apa yang terus mengalami perkembangan dalam Islam sehingga menjadi sesuatu yang hidup secara dinamis dalam bentuk ekspresi faktual keagamaan Muslim.
Ketiga, kajian non-normatif atas berbagai aspek keislaman yang berkaitan dengan kultur dan masyarakat Muslim. Kajian ini mengambil cakupan konteks yang cukup luas, mendekati keislaman dari sudut  pandang sejarah, literatur, atau sosiologi dan atropologi budaya, dan tidak terfokus pada satu perspektif saja, yaitu studi agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar